Jumat, 04 September 2015

Manusia dan Ketakutan nya

Manusia dan ketakutan nya.
Setiap manusia itu memiliki masalah. Benar, pernyataan itu sungguh sangat lah benar.
Dan jika boleh ditambahkan. Maka akan menjadi.
Setiap manusia memiliki masalah dan ketakutan nya tersendiri.

Sebagai contoh.
Aku, aku sedang mengalami ketakutan ku.
Di usia ku yang sudah 23 th
Aku mulai takut mengenai masalah jodoh atau pasangan. Karena hingga kini aku masih dengan betah nya atau mungkin dengan terpaksa nya menyandang status JOMLO.
Aku merasa ketakutan karena sebagian teman sebaya ku sudah mulai satu persatu melangkah ke pelaminan dan sebagian yang lain sudah memiliki pasangan dan sudah pasti mempunyai keinginan untuk secepat nya menuju pelaminan.
Nah, sedangkan aku ??
aku memang memiliki mimpi untuk segera menikah. Tapi, aku bermimpi nya sendirian, belum ada seseorang yang bisa ku ajak untuk bermimpi bersama, merangkai masa depan berdua.
Aku mengamati dan menghitung seberapa banyak teman di sekitarku yang bernasib sama dengan ku. Ternyata hanya sedikit, dan itu menambah kian besar ketakutan ku.
Huh.. :(

Dan contoh lain nya.
Seorang teman tiba-tiba mengirim pesan
: "Lagi apa?"
 : *dengan polosnya aku jawab aja* lagi merenung, kamu ??
 : merenungin apaan ?? Lagi nyari kerja.
Dan memang, sejak lulus kuliah teman ku satu itu sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok untuknya.
Mungkin mencari pekerjaan adalah masalah dan ketakutan nya.

Contoh lain nya.
Seorang teman di tempat ku kerja sudah menikah mungkin hampir 2 tahun lebih dan sampai saat ini belum diberi kepercayaan untuk memiliki seorang anak. Sekarang, dia sesang berusaha berobat kesana kemari agar bisa segera hamil.
Dan mungkin itu yang menjadi ketakutan dan masalah di hidup nya.
Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.

Mungkin selama hidup, manusia akan selalu mempunyai ketakutan.
ketika gadis takut akan jodoh
ketika menemukan jodoh takut tak memiliki keturunan
ketika diberikan keturunan takut tak bisa membesarkan mereka dengan layak

Aku tak tahu, jika menjadi dewasa akan mengalami dan memikirkan hal-hal serumit ini.
aku rindu, rindu masa kecilku, yang hanya ku habiskan dengan bermain, bermain dan bermain.
tanpa perlu merasakan ketakutan-ketakutan seperti ini.

Senin, 03 Agustus 2015

Cuap-cuap galau part 3

Adakah manusia yang memang dirancang untuk selalu terluka, tuhan?

Aku pernah membaca sebuah buku, di antara banyak kalimat yang ditulis, terdapat satu kalimat yang mungkin jawaban dari pertanyaan ku sendiri.
"manusia dirancang untuk terluka" - Supernova

Jika memang manusia dirancang untuk terluka, pada bagian mana aku akan menjadi manusia lainnya. Yang aku lihat, manusia disekitarku sedikit sekali yang selalu terluka seperti ku.
Apa mungkin mereka yang terlalu pintar menyembunyikan luka atau aku yang terlalu bodoh karena ditipu mereka?

Tuhan, kali ini aku membahas mengenai terluka dalam hal menjalin sebuah hubungan.
Sudah berapa kali aku menanyakan
"kenapa aku termasuk pengecualian? "
Sudah begitu banyakkah orang-orang yang aku sakiti. Uhm, coba ku ingat.
Rasanya, kenapa lebih banyak orang yang menyakiti ku daripada orang yang aku sakiti.
Apakah aku salah, tuhan?

Maaf, mungkin perhitungan ku berbeda, aku hanya menghitung dari sisi ku.

Tuhan, jangan tutup telinga mu untuk doa ku.

Aku juga ingin mendapatkan dan merasakan kebahagiaan dengan menjalani sebuah hubungan dengan lawan jenis ku.

Semakin hari, rasanya umur ku semakin tua, dan ada beberapa hal yang kurasakan sudah tidak pas lagi bila ku jalani.
Aku mungkin sudah terlalu lelah dengan siklus

Kenalan➡PDKT➡Jadian➡Putus➡musuhan

Rasanya umurku sudah bukan lagi untuk bermain-main dan berputar dalam lingkaran siklus tersebut.

Selasa, 30 Juni 2015

Cuap-cuap galau Part 2

Satu lagi malam yang harus ku lewati bersama rindu yg terpendam.

Tuan,aku terkadang membisikkan kata-kata rindu saat melihat mu, tidakkah kau mendengarnya?

Satu lagi tuan, satu lagi malam yang harus ku lewati bersama tumpukan rindu yang terus meninggi untukmu.

Tuan, hari ini aku melihatmu, dan aku mendapati senyuman terukir di wajahmu, apakah ada yang membuatmu bahagia hari ini, tuan?
Ah, asal kau tahu, aku selalu mendoakanmu agar selalu bahagia.

Tuan, aku tau senyuman itu bukan untukku ataupun tercipta karena diriku. Tapi taukah kau tuan, dengan melihat kau tersenyum saja, aku ikut merasa gembira.
Ah, aku terkadang memang selebai itu.
Tapi, percayalah dalam cinta tak ada kata lebai.

Tuan, hari ini aku memberanikan diri untuk mengirimkan mu pesan singkat, dan terimakasih kau masih berkenan membalasnya, walaupun seadanya.

Tuan, jika kau sadar, ketika aku sudah mengirimkan mu pesan singkat, itu artinya aku benar-benar sedang merindukanmu, kau sedang benar-benar menguasai pikiranku.
Saat itu, aku hanya ingin mengobrol dengan mu, tuan.
Hal yang biasa kita lakukan setiap malam,dulu.

Tuan, bagaimana mungkin kau bisa mengatakan bahwa urusan kita sudah selesai?
Selesai sampai mana, tuan?
Ingatkah terakhir kali apa yang kau ucapkan padaku?
Jika kau lupa, dengan senang hati akan aku ingatkan.

Tuan, jika lewat pesan kau tidak bisa diajak bicara, aku akan menemui mu di ruang kerja mu, tuan.
Aku tidak ingin urusan ini semakin tidak jelas.
Kau tau pasti apa yang aku maksudkan.
Kau tau pasti apa yang aku inginkan.

Selamat malam tuan ku tersayang.

Sabtu, 27 Juni 2015

Selamat ulangtahun (sayang)

Anggap saja hari ini tanggal 10 juni.
Karena pada tanggal itu, harusnya aku menuliskan tentang mu, tuan.

Hari ini, adalah tanggal kelahiran tuan ku tersayang.

Selamat ulangtahun, tuan.

Selamat ulangtahun, sayang.

Kue kecil dengan lilin dua angka yang ku bawa ini bukan lah sesuatu yang aku impikan.
Yang ku impikan adalah, membawa kue berukuran besar dan cantik.
Dengan aku yang memakai topi kerucut di kepala ku serta kado besar di tangan ku yang lain.
Tapi, malah kue kecil berukuran tidak lebih dari 20x20cm, berwarna cokelat dengan toping keju dan kacang almond di atas nya yang ku bawa ke hadapan mu. Dan tidak lupa, lilin dengan angka 2 dan 9 di atasnya yang dengan susah payah aku tancapkan tapi tetap tak mau berdiri tegap, bahkan sempat jatuh beberapa kali dan mengenai baju ku.

Aku senang sekali bisa menyanyikan lagu selamat ulangtahun untuk mu secara langsung.
Berbeda dengan tahun kemarin, aku hanya menyanyikan nya lewat voice note yang aku kirimkan lewat messenger.

Selamat ulangtahun, tuan.
Walau kejutan ini tak kau harapkan, tapi setidaknya aku mohon hargai usaha ku untuk terlihat hadir di hari-hari spesial mu.

Tuan, umur mu sudah 29th.
Aku hanya ingin mendoakan mu.
Semoga kau selalu bahagia, sayang.
Dan jika tuhan mengizinkan, aku ingin menjadi bagian dari bahagia itu.
Aamiin.

Selamat ulangtahun kami ucapkan
Selamat panjang umur kita kan doakan
Selamat sejahtera sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia.

*semoga ini bukan ulangtahun pertama dan terakhirmu yang aku rayakan*
(doa wanita yang begitu menyayangimu)
I love you, tuan ku sayang.


Cuap-cuap galau

Bahkan sampai saat ini, saat sudah dini hari seperti ini pun, aku masih memikirkan dimana letak salah ku sama kamu.
Kesalahan macam apa yang telah aku perbuat hingga kamu sama sekali tidak mau kembali. Bahkan saat aku rela bersujud dihadapan mu, kamu tetap memilih berkeras hati menolak.

Oh, tuhan.

Cinta macam apa ini?

Kenapa selalu aku yang berada di posisi tidak mengenakkan seperti ini.

Aku tidak pernah merasakan rasanya begitu disayang oleh seseorang.
Selalu saja aku yang lebih sayang sama orang itu.
Selalu saja aku yang lebih banyak berkorban untuk mereka.

Kenapa aku termasuk pengecualian, tuhan?

Apa yang terselip dihatimu tuan, begitu kuat mempertahankan kekerasan kepala mu untuk kembali?

Aku bahkan memperbolehkan mu memiliki lebih dari satu kekasih selain aku jika kau mau.

Sebegitu bodoh nya aku karena cinta.
Tapi, sudah sebegitu bodohpun aku bahkan tak mendapatkan apa-apa?

Dimana letak sesuatu yang disebut adil itu?

Aku hanya memiliki impian sederhana, yang bahkan mungkin impian ku ini terlampau biasa dan dimiliki banyak orang.
Aku hanya ingin memiliki pasangan yang aku cintai dan mencintaiku.
Itu saja.
Sebegitu susahkan itu terwujud?
Ahh,, aku tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti dengan semua ini.

Rabu, 04 Februari 2015

Selamat ulangtahun sahabat dalam kenangan



Seharusnya, aku mengirimkan surat ini tanggal 3 februari kemarin.

Pagi itu, aku membuka akun facebook ku, dan aku melihat ada notifikasi. Saat ku buka, ternyata itu adalah peringatan bahwa hari itu, 3 februari adalah hari ulangtahun salah satu sahabat ku, ovinda runika.
Ahh, kenapa aku bisa lupa.

Teruntuk sahabat yang kini hidup dalam kenangan.
Ovinda runika, atau biasa di panggil Ocha.
Hai cha, selamat ulangtahun.
Seharusnya, jika kau masih disini, ini adalah hari bahagiamu, akan kubelikan kue sederhana dan sepasang lilin dengan angka 22. Dan aku akan menyuruhmu untuk berdoa terlebih dahulu sebelum meniupnya.
Tapi, sayangnya itu tak bisa aku lakukan, aku hanya bisa menghayalkan nya.
Yang bisa ku lakukan hanya memasang foto berdua dengan mu yang di ambil melalui handphone mu dan kamu kirimkan saat kamu kangen sama aku. Iya, waktu itu kamu bilang bahwa kamu merindukanku karena hubungan persahabatan kita sedang tidak baik.
Aku hanya memakai foto kita sebagai display picture akun BBM ku dan menuliskan ucapan seolah kamu masih bisa membaca nya.

Tidak terasa ya cha, desember tahun kemarin, genap 3 tahun kamu pergi. 

Dan hal yang paling membuat aku menyesali semuanya adalah karena kamu pergi saat hubungan persahabatan kita sedang tidak baik karena ulahku.
Maaf ya  cha.
Sungguh, sesal itu masih terasa hingga saat ini.
Padahal aku tahu cha, waktu itu kamu benar-benar Cuma butuh seorang teman untuk berbagi, tapi aku dengan bodohnya malah memilih menghindarimu.
Cha, bagaimana kehidupan disana ? kenapa kamu tak pernah mau mampir ke mimpiku, sedangkan beberapa teman-teman yang lain pernah kau singgahi mimpi mereka. Masih marahkah kamu sama aku ?
Cha, mungkin disana kamu tak perlu merasakan sakit akibat penyakitmu itu lagi. Mungkin kamu disana bisa dengan bebas memakan apapun makanan yang kau suka, yang setelah kamu di vonis mengidap penyakit itu, tak bisa kamu nikmati lagi. Mungkin kamu disana tidak perlu menangis lagi karena dikhianati oleh orang-orang yang kamu cintai.
Aku yakin, kamu sekarang sudah bahagia, mendapat tempat terindah di sisiNya.

Sekali lagi, selamat ulangtahun sahabatku, walau ragamu sudah tak ada, tapi kamu akan selalu hidup di dalam kenangan ku.

Miss you,cha.

Senin, 02 Februari 2015

Sedih ? Iya..

Pernah ngerasain, berada di tengah2 sekelompok teman yang semua nya udah punya pasangan, sedangkan kamu sendiri belum ?
Sedih, nggak ?
Kalau kamu jawab enggak, wah aku rasa kamu manusia paling pandai nyembunyiin sesuatu.
Karena pada kenyataan nya, kamu pasti akan merasa sedih.
Saat orang-orang di sekitarmu sudah punya seseorang yang bakal jemput mereka di rumah, sedangkan kamu, harus usaha pergi sendiri atau di anterin ortu maupun sodara.
Bukan soal ada yang anter-jemput aja sih.
Saat kamu ngumpul ama mereka, dan mereka sibuk ambil foto dengan pose "berdua" sedangkan kamu, cuma sendiri.
Saat makan, ketika ada makanan yang gak sengaja nempel di bibir atau pipi mereka, ada yang nge-lapin, sedangkan gak ada yang peduli mau ada atau enggak sesuatu di bibir atau pipimu.
Masih tetep ngejawab kalau kamu gak sedih ?
Oke.
Saat nyebrang jalan, kalau mereka yang punya pasangan, pasangan mereka akan dengan sendirinya megangin tangan mereka, semacam nuntun mereka agar ngikutin jalan yang mereka yakini bakal bikin mereka selamat.
Saat bepergian, dan pada saat itu pasangan mereka gak ikut, saat sampai ke tempat yang di tuju, mereka mau pun pasangan mereka bakal nelpon buat mastiin kalo mereka sampai dengan selamat.
Dan masih banyak lagi hal-hal yang mereka lakukan yang akan dengan sendiri nya membuat aku merasa sedih.
Seperti hari ini, salah satu teman baikku menikah, dan sudah sejak jauh hari kami memutuskan untuk memakai baju samaan, dan tentu saja, mereka yang mempunyai pasangan juga ikut membelikan baju untuk pasangan mereka, sedangkan aku ?
Aku juga "ikut" membelikan baju untuk seorang cowok, urusan siapa yang akan memakai nya, aku pun tak tahu. Karena yang ada di pikiran ku saat itu, mungkin nanti aku akan mendapatkan pacar, jadi gak ada salah nya kan beli dulu ?
Tapi, kenyataan nya, aku belum mendapatkan seorang pacar sampai hari pernikahan teman ku, aku sempat mikir untuk mengurungkan niat ku untuk menghadiri hari bahagia nya, karena aku tidak mau rasa iri ku semakin menjadi ketika berada di tengah-tengah teman ku yanh sudah berpasangan.
Mungkin menurut oranglain aku lebay, tapi percayalah, jika kamu pernah berada di posisi ku, kamu juga pasti akan merasakan rasa sedih nya.
Untung saja, niat ku tidak ku lakukan, akhirnya aku menguatkan diri dan meyakinkan diri sendiri untuk pergi.
Hasilnya, memang tidak semenyedihkan yang aku bayangkan, tapi tetap saja pertanyaan orang-orang tentang "mana pasanganmu ?" cukup membuat aku menundukkan kepala dan tersenyum, hanya tersenyum.
Dan, akhirnya. Hari ini aku lewati, mungkin aku bisa sedikit tenang, tapi ketakutan dan rasa sedih itu akan terus menghantui ku.
Saat semua orang seumuran mu sudah mempunyai pasangan, dan kamu sendiri belum, itu sedih.
Saat semua orang sudah sibu merencanakan pernikahan, sedangkan kamu baru mau mencari seseorang yang bisa di ajak untuk menikah, itu sedih.
Saat status bbm dan bio twitter teman mu bertuliskan nama seseorang, dan kamu hanya kata "available", itu sedih.
Saat terbangun di pagi hari dan mendapati tak ada pesan masuk ataupun telpon berdering dari seseorang yang merindukan mu, itu sedih.
Saat saat saat, semua itu menyedihkan.
Mungkin, ini lah alasan orang yang belum punya pacar atau belu menikah lebih sering menutup diri ataupun berdiam diri di kamar, karena pertanyaan "kapan nikah ?" Dan "pacarmu mana ?" Itu menyakitkan.

Untuk perempuan yang membenciku



Untuk perempuan yang membenci ku.
Apa kabarmu ?
Sudah lama sekali kita tidak bertemu, atau memang kita saling menghindari pertemuan itu, atau kau yang benar-benar tidak ingin bertemu dengan ku ?

Bagaimana hubungan mu dengan kekasih mu itu ? masih kah ?
Ahh,, aku hanya berbasa-basi saja menanyakan nya.
Karena aku tau, kalian sudah lama tidak bersama, bukan ?

Aku kira kamu dan kekasihmu itu akan berjalan lama, akan berjodoh dan berakhir di sebuah pelaminan , dengan aku sebagai tamunya yang akan menyalami mu dan melihat senyum puas penuh kemenangan mu.
Oh iya, aku seharusnya tidak boleh berbicara demikian, karena kita tidak tahu rencana tuhan, kan ?
Kamu pasti mau berbicara seperti itu, kan.
Tapi, pernah kah kamu juga berpikir demikian, kemarin ?
Saat aku mengetahui bahwa kau yang menjadi wanita pilihan lelaki yang aku cintai, dulu.
Ahh, mungkin saja kamu juga berpikiran sama dengan ku, hanya aku saja yang berpikiran buruk tentangmu.

Aku tidak membencimu hanya karena kamu yang sebutan nya sebagai “teman” ku menjalin hubungan dengan mantan kekasih ku. Tidak, aku tidak seperti itu.
Aku hanya tidak menyukai caramu. Kamu yang begitu melarang ku dan mantan kekasih ku itu kembali menjadi teman, memulihkan kembali keadaan yang rusak akibat rasa yang di sebut cinta.
Bahkan, untuk saling bertegur sapa pun, sepertinya kau tidak mengizinkan.
Sebegitu khawatirkah kamu, jika aku akan merebut kembali dia darimu ? sebegitu tidak percayakah kamu dengan nya, hingga kamu membatasi pergaulan nya ?

Bagaimana kita yang dulu dekat menjadi saling menjauh hanya karena urusan cinta ini.
Bagaimana tidak suka nya kamu ketika ada nama ku hadir dalam hidup nya, ada dalam notifikasi hp nya.
Bagaimana kamu yang seperti dengan sengaja memposting foto mesra kalian di sosial media.
Apa yang kamu ceritakan pada teman-temanmu, hingga mereka memberikan tatapan tidak suka kepada ku ?
Saat itu, apa kau tidak pernah berpikir bahwa kalian juga bisa berakhir ? kau juga bisa berada di posisi yang sama dengan ku ?
Tidak punya kah kau sedikit empati pada perempuan yang masih dalam tahap belajar menerima dan merelakan ini ?

Kini, keadaan berubah. Kau berpisah dengan nya. Aku tahu, sekarang dia sudah kembali pada wanita yang aku tahu sangat dicintainya, wanita yang sudah pasti aku relakan jika dulu dia kembali pada nya bukan bersama dengan mu.
Bahkan aku dan dia sekarang kembali menjadi teman, kembali bisa berkomunikasi dengan baik seperti sebelum kami menjalin hubungan, apa kau tahu ?
Maaf, aku tidak sedang tertawa diatas kesedihan mu. Tapi, rasanya aku tidak punya rasa empati lagi dengan mu. Mungkin, aku dendam.
Bagaimana, adakah sedikit rasa penyesalan mu karena sudah dengan begitu tega nya mencoreng arti kata “teman” diantara kita ?
Bahkan sekarang, mungkin sulit untuk kita memperbaiki hubungan kita kembali. Aku sepertinya tidak mau lagi memberikan mu julukan sebagai seorang “teman” . mungkin kau juga demikian.

Untuk perempuan yang membenciku.
Aku hanya kehilangan satu. Sedangkan kau, kau kehilangan dua.