Sabtu, 18 November 2017

Tak tahu

Aku merasakan nya lagi.
Setelah rasanya sudah lama tak merasakan perasaan sepeti ini.
Mungkin, jika disebut pacaran, aku sudah hampir 4th tak merasakan nya.
Tapi di waktu 4th itu, tak hanya 1 pria yang dekat denganku.
Tapi, semuanya berakhir begitu saja. Tanpa ada ikatan tanpa ada kata selamat tinggal.
Rasanya bukan masa nya lagi untukku menginginkan masa pacaran seperti anak SMA dulu. Mengucapkan kata cinta setiap waktu. Rasanya sudah tidak pas lagi.

Setelah putus dengan pacar terakhirku. Aku hanya dekat dan dekat saja dengan lelaki. Belum ada yang menurutku bisa diajak berkomitmen serius.
Mereka hanya menjadi seseorang yang kedatangannya akan aku terima namun kepergiannya takkan ku sesali. Hanya sebatas itu.
Jika mereka datang, aku meluangkan waktu untuk mereka. Jika mereka pergi, aku takkan mencari.
Hahahaha..
Mungkin sudah terlalu jemu untuk mengemis.
Mungkin sudah terlalu pasrah pada takdir.

Sekarang.
Ada seseorang yang hadir di hidupku.
Tapi, aku tak bisa menyimpulkan akan seperti apa jadinya nanti.
Seperti biasanya. Aku menjalaninya seperti mana mestinya.
Apakah dia akan menjadi selamanya atau kah sementara, aku tak tahu.
Yang jelas, aku bahagia bersamanya.
Aku nyaman di dekatnya.
Soal nanti ke depannya.
Biarlah tuhan yang menentukan.
Aku hanya bisa menjalani semampu ku.
Aku akan bertahan sebisa ku.

Rabu, 08 November 2017

Dia kembali

Entah kenapa dia kembali.

Beberapa bulan yang lalu,  aku mengenal seorang pria. Dia lebih muda 2 tahun dari ku. Saat pertama kali memutuskan untuk bertemu,  aku merasa dia adalah lelaki yang baik.
Selayaknya seseorang yang sedang menjalani masa pengenalan. Aku selalu ingin mengetahui tentangnya. Beruntung,  aku sudah mengenali keluarganya. Bahkan menurutku,  aku sudah bisa menjadi akrab dengan keluarganya.

Saat aku diajaknya untuk menghadiri sebuah acara keluarga, aku merasa nyaman karena aku diperlakukan dengan sangat baik dan diterima dengan baik.

Namun. Tiba-tiba, pria itu tidak pernah mau lagi membaca pesan yang aku kirimkan. Mengangkat telpon ku. Bahkan ketika aku berkunjung kerumahnya, dia tidak menyapaku sehangat biasanya.
Apakah Aku mulai menyalahkan diri sendiri lagi ?
Tentu saja.
Saat aku merasa semuanya baik-baik saja,  tapi dia berubah tak seperti biasanya.
Apakah aku menanyainya ?
Bukan hanya menanyai. Tapi mungkin bisa disebut aku meghujani nya dengan pertanyaan-pertanyaan yang hampir sama.
Apa dan mengapa.
Apa salah ku ?
Mengapa kamu begini ?
Tapi, aku tak kunjung mendapat jawaban.
Hingga pada suatu hari, aku memilih untuk berhenti dan menerimanya saja.
Toh, aku bukan hanya kali ini diperlakukan seperti ini.
Walau begitu, aku tetap tidak bisa meyakini diri ku dan menguatkan hatiku. Bahwa semua akan baik-baik saja.
Apakah aku dengan mudah melupakannya ?
Aku tau, jika kamu manusia biasa. Kamu pasti tau jawaban nya seperti apa.
Melupakan tidak akan pernah menjadi hal yang mudah.
Hampir tiap hari aku memikirkannya.
Hampir tiap hari aku bertingkah seolah aku baik-baik saja dengan semua ini.

Hingga pada hari senin 6 november 2017 sekitar pukul 14.28 wib. Aku menerima panggilan video. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat foto yang menyertai nomor ponsel yang sengaja tidak aku simpan untuk menjaga jari ku agat tak menghubunginya.
Tentu saja telepon itu ku angkat.
Dan kamu tahu apa yang aku rasakan saat itu ?
Bahagia ? Tentu saja. Dia orang yang aku rindukan.

Tapi. Entah kenapa. Mungkin karena terauma karena dia sempat hilang hampir 1 bulan lebih. Aku memiliki ketakutan. Ketika pesan ku tak dibalas. Telponku tak diangkat.
Rasa takut itu rasanya menjadi dua kali lipat dari sebelumnya.
Mungkin aku takut dia hilang.
Mungkin aku takut ditinggalkan.
Mungkin aku sedang berhati-hati agar tak melakukan kesalahan yang akan membuatnya pergi lagi.
Iya. Aku takut..

Bahkan aku selalu bertanya.
Kenapa dia kembali ???

Tapi aku tidak akan pernah menanyainya. Bahkan aku tidak ingin menanyai alasan dia hilang. Apa salahku yang membuat dia seperti kemarin.
Aku tak ingin mengetahuinya.
Aku tak ingin membahasnya.

Biarlah. Aku akan menganggap seolah-olah itu tak pernah terjadi.

Mungkin aku bisa berpikir begini.
"Mungkin tuhan memberikan ku kesempatan sekali lagi"
"Mungkin tuhan ingin aku mencoba nya sekali lagi"

Selasa, 08 Agustus 2017

My best Men 😙

Perkenalkan. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara, dan aku anak perempuan satu-satunya. Di dalam keluarga ku, mungkin atau bahkan benar, aku adalah anak yang paling disayang. Hampir semua keinginanku selalu dipenuhi (yang wajar).

Seperti malam ini, pada saat aku mencoba untuk tidur, ternyata banyak nyamuk dan aku mencoba mengambil obat nyamuk semprot yang ternyata sudah habis, aku mencoba untuk menekan isinya, tapi yang keluar hanya bunyi "psssttt.." macam kentut. Ehehehehehe..
Lalu aku berinisiatif untuk menghubungi papa ku yang kebetulan lagi di luar.
"Pa, lagi di mana ?? Bawa uang gak ? Tolong belikan obat nyamuk semprot" begitu lah kira-kira pesan yang ku kirim ke papa ku. Selang berapa menit, ada pesan masuk "aku lagi di tempat *salah satu keluarga yang rumah nya deket dengan rumahku* dan aku gak bawa uang" balas papaku.
Yaa karena begitu, aku mencoba tidur memakai selimut untuk mencegah gigitan nyamuk, padahal cuaca sedang panas-panasnya.
Sekitar 15-20 menit, "ti, uti. Nah" suara papa ku terdengar dari luar kamarku. (Uti adalah panggilan ku di rumah)
Begitu aku keluar, ternyata sudah ada obat nyamuk semprot yang baru..

Itu cerita malam ini

Pernah suatu malam.

Entah kenapa malam itu aku kelaparan. Dan ketika memeriksa kulkas dan dapur, ternyata telor ataupun mie instant gak ada.
Lalu aku pun mengirimkan pesan lagi ke papa ku, yang kebetulan sedang di luar (lagi) biasa lah namanya juga bapak-bapak, suka ngumpul rame-rame sama tetangga.
"Pa, kapan pulang.. tolong beliin aku nasi goreng dong" gitu kira-kira isi pesannya.
"Oke, tapi buatkan aku kopi" balas papaku.
Hahahaha.. papaku itu suka ngopi, pagi sama sore pasti bikin kopi item yang encer tapi manis, gitu selalu yang beliau bilang kalau lagi pesan kopi di warteg.. heheheh..
Dan gak lama kemudian..
*suara motor* *pagar dibuka* *pintu terbuka* "nah ti (sambil menyodorkan kantong plastik hitam)" yang ternyata berisi tiga bungkus nasi goreng. Dan akhirnya aku memakannya dengan lahap lalu tidur dengan pulas karena perut sudah kenyang.

Lalu ada lagi.

Suatu hari, aku bilang pada ibuku "nanti gajian aku mau beli sepatu yaa".
Aku emang gitu, walau ada gaji sendiri, tapi kalau beli apa-apa aku selalu lapor pada ibuku, maksudnya kalau uang ku habis, beliau tahu uang nya habis ke mana. Ehehehe..
Tapi karena kebutuhan sehari-sehari ku dan kuliah ku sedang banyak, akhirnya sepatu idamanku belum kunjung dapat ku beli. Lalu, suatu hari papa ku pergi dinas luar di Palembang. Dan kebetulan aku juga sedang kuliah di Palembang (jumat dan sabtu).
Waktu lagi di kampus, ada pesan masuk "ti, aku lagi di PI, nanti kamu kesini ya" (Palembang Icon) kebetulan acara kantor papaku bersebelahan dengan mall itu. Tanpa pikir panjang, aku langsung pergi ke mall itu sepulang kuliah.
Setelah bagian saling mencari di mana posisi berlangsung cukup lama, akhirnya aku bertemu dengan papaku.
"Di mana toko sepatu yang kamu pengen itu" kata beliau tiba-tiba. Aku kaget dong. Kaget tapi seneng.. hihihihihi..
Tanpa babibu, aku menunjukkan toko sepatu yang aku pengen itu, masuk dan mulai memilih warna dan mencobanya satu persatu. Pilihan akhirnya jatuh ke sepatu berwarna biru gelap. Karena ku pikir warna nya netral, jadi bisa dipake dengan baju atau celana apa saja. Lalu aku kasih ke kasir dan papaku membayarnya, dan akhirnya sepatu itu ku dapatkan.. yeeiiyyy..

Yaa itu hanya sedikit cerita dari keberuntungan ku lahir di keluarga ini.
Papaku memang agak lebih menyayangi ku, mungkin karena aku anak perempuan satu-satunya dan karena beliau tiga bersaudara tapi gak ada satupun cewek. Hihihihihi...
Tapi papaku juga sayang kok ke dua kakakku. Tapi memang perlakuan beliau terhadapku agak lebih istimewa. Hehehhe..
Papaku itu, masih menganggapku putri kecilnya, padahal anak gadisnya ini sudah umur 25th.. 😶

I love you bapak Irawan.
Sehat-sehat yaa.. 😙

Rabu, 07 Juni 2017

Ovinda Runika

Malam ini trans 7 memutarkan film surat kecil untuk tuhan.

Kurang lebih 7 tahun yang lalu, aku menonton film ini di bioskop bersama sahabat-sahabat ku.
Dan film ini membuat kami teringat akan sosok seorang teman yang sedang sakit, tapi kami tidak terlalu memperhatikannya.
Teman kami ini, sudah lama sekali tidak masuk kuliah, kami tahu kalau dia sedang sakit, yang kami tidak tahu adalah bahwa penyakitnya itu bukan penyakit ringan, keadaan tubuh nya akibat penyakit itu sudah separah apa, kami tidak tahu itu.
Hingga suatu hari, kami berinisiatif untuk menjenguknya. Dan di sanalah kenyataan pahit kami temukan.

Seorang teman yang menjadi bagian kami di kampus itu, sedang berjuang melawan penyakitnya.
Teman kami itu sudah kehilangan sebagian ingatan nya saat kami menemuinya.
Sedih ??
Jangan ditanya. Airmata tumpah seketika saat itu.
Teringat akan perlakuan kami yang tidak pernah memperhatikannya, padahal kami tahu dia sedang sakit.
Menganggap sakit nya hanyalah sakit biasa yang akan sembuh tanpa harus perawatan ekstra.

Sejak dari hari itu, aku memiliki penyesalan dalam hidupku.
Tentang apa yang pernah aku lakukan terhadapnya, aku sudah menjadi teman yang tidak baik untuknya.
Sejak hari itu, aku berniat untuk menyayanginya, mendoakan untuk kesembuhannya.

Tapi, takdir tuhan berkata lain.
Aku tidak diberi kesempatan untuk mewujudkan keinginannya untuk tidur di kasur kamarku. 😿
Tuhan lebih sayang padanya, Dia tak ingin teman ku merasakan sakit lebih lama.

Dia pergi hari itu, hari ketika kami satu kelas menjenguknya, ketika aku berada di sampingnya, ketika aku memasuki ruangannya dengan tangis yang tertahan, ketika aku sesudah mencium pipinya, dan meminta maaf padanya.

Ovinda runika itu lah nama teman ku.
Teman yang pergi meninggalkan kami tanpa merasakan perhatian dan kasih sayang teman-teman di sekelilingnya.
Kamu meninggalkan ku dengan rasa sesal yang tak henti.

7 tahun sudah cha.
Maaf karena sudah lama tidak datang ke "rumah" mu.
Bagaimana di atas sana ?
Semoga kamu bahagia, cha.

Senin, 22 Mei 2017

Dua lima ☺

18 mei 2017

Tepat 25 tahun usia ku sekarang.
Fiuh,, seperempat abad. Yeah..

25 tahun bukan usia yang muda lagi. Belum juga termasuk tua sih.
Mungkin usia transisi yaakk..
Usia di mana saat nya menemukan jati diri.

Di usia 25 tahun ini
Aku sudah menyelesaikan pendidikan Diploma ku, dan sedang dalam proses meraih gelar sarjana.
Aku sedang bekerja sebagai tenaga honorer di Puskesmas sebagai perawat gigi.
Keluargaku alhamdulillah masih lengkap, malah aku sekarang sudah memiliki ayuk ipar yang sedang mengandung calon ponakan pertama ku. 😄

Di usia 25 ini, aku tidak mendapatkan perayaan seperti tahun-tahun sebelumnya, tak ada kue tart dan lilin untuk ku tiup, tapi akan selalu ada doa yang aku panjatkan.
Kado ??
Mungkin, jika kado yang di maksud adalah sesuatu yang dibungkus cantik, aku tidak mendapatkannya.
Tapi...
Seorang sahabat memasakkan khusus buat ku, makanan kesukaan ku yaitu Ceker pedas, membelikanku roti abon sosis jugak.
Sahabat lainnya, memberikan ku voucher pulsa. Dan teman-teman yang lain, juga memberikan ku doa-doa terbaik mereka. Menyumbangkan sedikit waktu mereka untuk menuliskan pesan buat ku.
Dan yang tak kalah penting, di hari ultah ku, aku mengikuti seminar proposal skripsi ku dan seminar nya berjalan lancar, mendapatkan telepon dari seseorang yang sedang ku suka dan dia menanyakan perihal seminar ku.
Bukan kah semua itu lebih dari sesuatu yang dibungkus dengan kertas itu ??
Kado yang dibungkus tuhan dengan sangat cantik dan apik, membuatku merasa lebih bahagia hari itu.
Mungkin, 18 mei hanya tanggal perayaan berkurang nya usia ku. Tapi, lebih dari itu, tanggal tersebut mengingatkan ku tentang apa-apa saja yang sudah aku lakukan selama hidup, hal-hal bahagia apa yang sudah ku lewati, hal-hal buruk apa yang pernah terjadi dan sudah ku hadapi.

Mungkin, sudah saat nya aku menjadi manusia lebih bersyukur. Bagaimanapun, di luar sana masih banyak yang tidak seberuntung aku dan ingin bertukar posisi dengan ku.
Memiliki keluarga yang utuh, dikelilingi oleh orang-orang baik, diberikan rezeki yang cukup. Aku berharap apa lagi ??
Jodoh ?
Mungkin, belum saat nya.
Tak ingin berprasangka buruk pada takdir tuhan.
Selalu percaya, bahwa akan selalu ada rencana yang indah untuk hamba nya yang bersabar.

Alhamdulillah, aku masih diberikan kebahagiaan yang berlimpah selama 25 tahun ini. Tak berharap lebih, tapi cukup berikan apa yang memang menurut mu terbaik untukku, tuhan. Aamiin.

Mungkin karena

"Kebahagiaan akan segera berlalu ketika kau mulai menikmatinya"
Entah siapa yang pernah menulis kalimat seperti itu. Tapi sepertinya, aku pernah membaca nya di timeline twitter ku.
Saat aku membaca kalimat itu, spontan aku berkata dalam hati "oh iya ya".
Entah mengapa, rasanya jika sedang bahagia, waktu seakan berlalu begitu cepat.
Adakah yang merasakannya ?

Saat bahagia, terkadang aku malah sulit untuk menulis bahkan setelah aku membaca isi blog ku hampir semuanya berisi tentang kesedihan !

Kenapa kata-kata sulit keluar saat bahagia ?
Padahal, saat patah hati kata-kata puitis nan indah mengalir deras, sederas airmata yang jatuh ke pipi.

Mungkin, tuhan menginginkan kita saat bahagia untuk tak melakukan apa-apa, hanya ingin kita menikmatinya saja.

Bukankah, jika kita menulis tentang kebahagiaan, suatu saat ketika kita membaca kembali kita akan berpikir "aku pernah bahagia karena" mungkin alasan bahagia itu telah pergi dan malah membuat kita menjadi sedih karena merindukan alasan tersebut.

Namun, ketika kita menulis kesedihan. Saat kita membaca kembali, kita akan berpikir "aku pernah sekuat itu, pernah melewati kesedihan semacam itu" atau mungkin,  "kenapa aku harus bersedih hanya karena hal tersebut ?" lalu menertawakan diri sendiri.

Cerita sedih memang harus ditulis, sehingga hilang sakit dari dalam hati, hilang kepenatan dari dalam pikiran.
Sedangkan cerita bahagia, memang harus diingat di kepala, tempat teraman menyimpannya.

Entah, malam ini aku sedang bersedih atau bahagia, rasanya aku tak memiliki alasan untuk keduanya. Selain, aku masih berada di kamar dan kasur yang sama dengan anggota keluarga yang lengkap, serta ponsel yang bisa aku gunakan untuk menulis ini.
Ahh.. itu termasuk alasan aku berbahagia, bukan ??

Mari memulai harapan untuk hari esok !!

Rabu, 08 Maret 2017

Cerita kemarin

Memasuki angka 3.. bukan 3 jam atau 3 hari 3 minggu atau 3 bulan tapi 3 tahun.
Aku sudah menuju angka itu. Jika dihitung, mungkin sudah hampir 1000hari. Bagaimana jika dihitung per jam ? Ahh sudah lah.

3 tahun, hampir 3 tahun waktu yang aku butuhkan untuk melepaskan semuanya. Semua keterikatan diriku akan bayanganmu.
Bahkan kau tahu apa sebabnya ?
Hanya karena sepenggal kisah yang belum selesai diceritakan oleh seseorang.
Iyaa hanya karena itu.

Kini hati ku terasa lega, sesuatu yang ku paksa masuk telah aku keluarkan dengan senang hati, tanpa rasa sesal tanpa rasa takut. Mungkin dengan sedikit rasa dendam.

Biarlah. Kini kamu hanya sebatas kisah masa lalu ku. Masa lalu yang mungkin sebagian akan aku ceritakan pada anak cucu ku kelak.

Aku memilihmu untuk menjadi sebuah kenangan. Kenangan memang selalu di hati tapi tidak selalu diingat. Yaa aku memilih untul menjadikan mu seperti itu.

Jika ditanya masihkah aku mencintaimu. Aku akan menjawab IYA dan TIDAK.
Kenapa ??
Coba kau tanyakan saja secara langsung, aku akan menjawabnya...

Senin, 13 Februari 2017

Untuk Para Penebar Surat Cinta

Untuk Bosse dan para Kang Pos Cinta.

Terimakasih untuk kalian semua yang senantiasa selalu konsisten mengadakan event ini, setiap tahun.

Aku memang baru tiga kali mengikuti event ini, Dari yang PosCinta, Kotaku bercerita juga aku ikut, walau masih sering bolong-bolong nulisnya.

Terimakasih untuk kalian, karena dengan adanya event ini membuat aku terpacu untuk menulis, walau masih kurang rapi dalam penulisan. Ehehhe..
Terimakasih kang pos yang selalu setia membaca dan mengirimkan surat-surat, sehingga aku merasa tulisan ku setidaknya ada yang membaca. Walau terkadang surat yang aku tulis tidak akan pernah dibaca oleh seseorang yang aku tuju, karena memang tidak aktif di sosial media. Tapi setidaknya, ada yang tahu mengenai perasaan ku yang tertuang dalam tulisanku.

Terimakasih untuk kang pos dan bosse yang sudah menebar cinta melalui surat yang diantarkan.
Aku selalu suka membaca, oleh karena itu event ini selalu aku tunggu setiap tahunnya, karena aku jadi punya bahan bacaan yang juga aku gunakan untuk menambah wawasan dalam menulis, menjadi tahu bahwa aku juga menemukan "teman senasib" dalam patah hati bahkan menemukan orang-orang yang mengalami patah hati yang menurutku sungguh hebat mereka masih sanggup melewatinya.. 👏👏

Untuk kang boss dan bosse..
Aku berharap event ini tidak akan pernah hilang, karena itu aku akan selalu berpartisipasi. Akan mencoba untuk selalu rajin menulis surat sehingga event ini akan terus ada.

Sekali lagi terimakasih kang poss dan bosse.
Sampai ketemu di bulan Januari-Februari Tahun depan 😘💞

Kamis, 09 Februari 2017

MENGENANG

Hai kamu yang sudah menjadi masa lalu.
Entah kenapa hari ini aku mengingatmu.
Atau mungkin karena hari ini aku memakai kaos yang dulu kamu berikan ?

Sudah lama sekali kita tidak saling menyapa. Menjadi seperti orang asing ketika bertemu seakan tak pernah ada sesuatu yang pernah kita lewati bersama, dulu.
Sesekali ketika todak sengaja bertemu dan bertatapan muka, kita saling melemparkan senyum, hanya itu, tanpa sepatah kata pum keluar dari mulut kita.

Aku memang bukan tipe orang yang akan membuang barang yang ada kaitannya dengan seseorang yang telah lalu. Aku malah dengan senang hati menyimpan bahkan memakainya. Walau tidak ada niat untuk mengungkit masa lalu ketika orang yang memberinya melihat ku memakai barang dari nya, aku hanya sekedar menghargai, menghargai pemberian seseorang yang pernah menjadi orang spesial di hati ku.

Hai kamu..
Kamu masih suka Manchester City ?
Kamu masih mengoleksi topi-topi itu ?
Kamu tau, aku masih menyimpan topi yang tidak jadi aku berikan padamu karena kamu sudah terlanjur berbalik arah tanpa meninggalkan pesan sedikitpun..

Kamu masih suka main futsal ??
Aku kangen diajak nonton kamu main futsal. Berkenalan dan bercengkerama dengan teman-teman mu di lapangan.
Berbagi makanan dan minuman yang sengaja aku beli karena aku tahu main futsal akan menguras energi kalian.
Tapi sepertinya kamu sudah jarang main futsal ya ??
Karena sudah lama sekali aku tak melihat kalian di lapangan itu.
Sepertinya kamu sedang menyukai motor, motor apa yaa namanya, yang dipakai di jalan tanah nan becek..

Kamu tahu aku begitu mencintai coklat.
Karena itu kamu membelikanku sekotak cokelat sepulang dari Kota Batam. Dan oleh-oleh orangtua mu dari Haji pun kamu banyak sekali memberiku coklat. Terimakasih yaa..
Aku bahagia sekali waktu itu.
Kamu juga membelikan ku baju kaos dengan gambar mukaku yang dibuat versi kartun.
Aku masih sering memakai hingga kini. Bahkan menjadi baju favorit ku, sepertinya.

Semua kenangan itu masih dengan rapi aku ingat dan simpan. Terkadang masih sering aku kenang dan itu berhasil membuatku senyum-senyum sendiri.

Ahh..  walau kau pergi tanpa pesan. Tanpa sedikitpun ku tau apa alasan kamu memilih berbalik arah. Tapi percayalah, hampir semua tentang dirimu dalam ingatan ku adalah kenangan indah.
Terimakasih sudah pernah jadi bagian dari cerita masalalu ku.

Terimakasih Rahmat Haris. 😛

Yang ku paksa untuk ku lupakan

Hai tuan yang kupaksa untuk ku lupakan.
Gadis sok tegar dan kuat ini masih saja memaksakan dirinya untuk melupakanmu, berpura-pura tidak peduli akan dirimu, bertingkah seolah kamu sudah tidak berarti lagi di hidupnya.

Hai tuan yang kupaksa untuk ku lupakan.
Aku memaksa diriku untuk memalingkan muka ketika berpapasan denganmu, menahan senyum yang harus nya aku berikan ketika bertemu denganmu, menahan suara keluar dari mulutku ketika ada seseorang yang bercerita tentangmu, berpura-pura menutup telinga setiap kali ada yang memaksa ku untuk memperhatikanmu.

Gadis sok kuat ini berusaha sekuat tenaga, tuan.
Berhasilkah tuan ?

Tuan, sejujurnya aku begituuuu merindukanmu. Aku rindu semua tentang kita yang kenyataannya sudah berapa tahun berakhir.
Tuan, semua kenangan itu masih saja aku kenang.
Gadis sok tegar ini belum mampu melupakanmu, tuan.

Tuan, mungkin takdir kita di kehidupan kali ini tidak diizinkan untuk bersama.
Aku harus melupakanmu, tuan.
Akan berdampak tidak baik untukku jika terus mengingatmu.

Aku berdoa, semoga di kehidupan selanjutnya kita akan bersama, tuan.
Tanpa perlu waktu yang lama bagimu menungguku untuk perjumpaan kita.
Aku akan berdoa semoga kita memiliki waktu yang panjang untuk bersama.
Mau kah kau, tuan ?
Untuk sekarang, biarkan lah aku berusaha menjadi gadis sok tegar dan kuat hingga akhirnya aku benar-benar menjadi gadis tegar dan kuat tanpamu.

Untuk jodoh ku

Teruntuk jodoh ku.

Mungkin kita belum dipertemukan. Atau mungkin kita sudah bertemu dan berkenalan tapi belum dipersatukan

Aku tahu. Tuhan selalu punya cara tersendiri untuk menjalankan takdirnya.

Untuk jodohku.
Entah kapan kita akan dipersatukan. Mungkin besok, lusa, bulan depan, atau mungkin tahun depan.
Tidak apa-apa, aku kan mencoba bersabar menunggu waktunya tiba.
Tenang, sekarang aku sedang menyibukkan diri dengan study ku, juga memperbaiki diriku.
Kelak jika kita bersatu setidaknya aku punya sesuatu untuk dibanggakan olehmu.

Untuk jodohku.
Entah siapapun kamu.
Nanti jika kita bersatu, kita harus punya rumah sederhana yang nyaman dengan dua orang anak di dalamnya. Rumah kita harus mempunyai halaman belakang, yang akan kita pergunakan untuk minum teh di sore hari juga tempat ku menanam berbagai jenis bumbu dapur. Karena aku suka sekali memasak, lho. Ehehehe..

Untuk jodohku.
Maaf jika aku berkhayal sendiri terlebih dahulu, jika nanti kita bersatu, mari kita satukan pula khayalan kita dan bersama-sama mewujudkannya. Jika khayalan kita ada yang berbeda, mari kita berunding untuk menyatukannya.

Untuk jodohku.
Aku menunggu saat nya kita dipersatukan. Duduk bersanding di pelaminan dengan senyuman tulus bahagia, menyalami tamu undangan dengan senyum merekah. Membuatkanmu makanan dan melihatmu menghabiskannya. Mencium tanganmu dan dikecup kening oleh mu ketika kita berangkat kerja. Ahh, akan menjadi sesuatu yang indah.
Aku sedang senyum-senyum sendiri ketika menghayalkannya.

Untuk jodohku.
Semoga secepatnya kita bertemu dan bersatu.

Senin, 06 Februari 2017

Untuk falla adinda

Malam ini entah kenapa tiba-tiba terpikir "ahh, sudah lama aku tidak membaca blog nya falla adinda".
Falla adinda, sosok "selebtwit" kalau orang sering menyebutnya, lumayan suka saya perhatikan cerita-cerita yang beliau tulis, membaca cerita-cerita tentang kehidupannya bersama kak kiko dan juga a' juno, begitu beliau memanggilnya.

Saya tertarik pada satu judul cerita di blog nya. "Jangan menyalahkan diri sendiri" http://fallaadinda.com/2016/11/jangan-menyalahkan-diri-sendiri/
Setelah saya baca, entah kenapa setitik airmata mengalir di pipiku.
Apa karena saya sedang mengalami hal yang sama seperti teman yang diceritakan oleh beliau ? Atau kah saya merasa menemukan seseorang yang tak menghakimi ataupun ikut menyalahkan "korban perselingkuhan" ?

Mungkin kisah ku tidak separah teman yang diceritakan itu.
Tapi, apapun jenis patah hati bukan kah semuanya akan terasa sama sakitnya ?

Terimakasih kak falla, tulisanmu menyadarkanku bahwa keputusan yang saya ambil mungkin benar, "kesetiaan adalah tanggung jawab masing-masing. Setia itu sikap, dan harus dipertahankan.
Karena, memang ada jenis manusia yang layak untuk ditinggalkan, tapi tidak ada manusia yang layak untuk dikhianati". -Falla adinda

Saya memilih untuk menyudahi "memaklumi" sifat nya yang memang tidak bisa hanya pada satu wanita
Berhenti berharap dia akan berubah suatu hari nanti.
Berhenti membersihkan sisa-sisa "kotoran dan luka" saat dia telah puas mendapatkan keinginannya dan kembali pergi saat sudah "sembuh"
Berhenti menyalahkan diri sendiri akan kekurangan yang dimiliki.
Dan mulai menghargai dan meyakini diri bahwa saya dapat menemukan yang lebih baik.. 😊

Teruslah berbagi cerita kak.. 😙