Senin, 22 Mei 2017

Dua lima ☺

18 mei 2017

Tepat 25 tahun usia ku sekarang.
Fiuh,, seperempat abad. Yeah..

25 tahun bukan usia yang muda lagi. Belum juga termasuk tua sih.
Mungkin usia transisi yaakk..
Usia di mana saat nya menemukan jati diri.

Di usia 25 tahun ini
Aku sudah menyelesaikan pendidikan Diploma ku, dan sedang dalam proses meraih gelar sarjana.
Aku sedang bekerja sebagai tenaga honorer di Puskesmas sebagai perawat gigi.
Keluargaku alhamdulillah masih lengkap, malah aku sekarang sudah memiliki ayuk ipar yang sedang mengandung calon ponakan pertama ku. 😄

Di usia 25 ini, aku tidak mendapatkan perayaan seperti tahun-tahun sebelumnya, tak ada kue tart dan lilin untuk ku tiup, tapi akan selalu ada doa yang aku panjatkan.
Kado ??
Mungkin, jika kado yang di maksud adalah sesuatu yang dibungkus cantik, aku tidak mendapatkannya.
Tapi...
Seorang sahabat memasakkan khusus buat ku, makanan kesukaan ku yaitu Ceker pedas, membelikanku roti abon sosis jugak.
Sahabat lainnya, memberikan ku voucher pulsa. Dan teman-teman yang lain, juga memberikan ku doa-doa terbaik mereka. Menyumbangkan sedikit waktu mereka untuk menuliskan pesan buat ku.
Dan yang tak kalah penting, di hari ultah ku, aku mengikuti seminar proposal skripsi ku dan seminar nya berjalan lancar, mendapatkan telepon dari seseorang yang sedang ku suka dan dia menanyakan perihal seminar ku.
Bukan kah semua itu lebih dari sesuatu yang dibungkus dengan kertas itu ??
Kado yang dibungkus tuhan dengan sangat cantik dan apik, membuatku merasa lebih bahagia hari itu.
Mungkin, 18 mei hanya tanggal perayaan berkurang nya usia ku. Tapi, lebih dari itu, tanggal tersebut mengingatkan ku tentang apa-apa saja yang sudah aku lakukan selama hidup, hal-hal bahagia apa yang sudah ku lewati, hal-hal buruk apa yang pernah terjadi dan sudah ku hadapi.

Mungkin, sudah saat nya aku menjadi manusia lebih bersyukur. Bagaimanapun, di luar sana masih banyak yang tidak seberuntung aku dan ingin bertukar posisi dengan ku.
Memiliki keluarga yang utuh, dikelilingi oleh orang-orang baik, diberikan rezeki yang cukup. Aku berharap apa lagi ??
Jodoh ?
Mungkin, belum saat nya.
Tak ingin berprasangka buruk pada takdir tuhan.
Selalu percaya, bahwa akan selalu ada rencana yang indah untuk hamba nya yang bersabar.

Alhamdulillah, aku masih diberikan kebahagiaan yang berlimpah selama 25 tahun ini. Tak berharap lebih, tapi cukup berikan apa yang memang menurut mu terbaik untukku, tuhan. Aamiin.

Mungkin karena

"Kebahagiaan akan segera berlalu ketika kau mulai menikmatinya"
Entah siapa yang pernah menulis kalimat seperti itu. Tapi sepertinya, aku pernah membaca nya di timeline twitter ku.
Saat aku membaca kalimat itu, spontan aku berkata dalam hati "oh iya ya".
Entah mengapa, rasanya jika sedang bahagia, waktu seakan berlalu begitu cepat.
Adakah yang merasakannya ?

Saat bahagia, terkadang aku malah sulit untuk menulis bahkan setelah aku membaca isi blog ku hampir semuanya berisi tentang kesedihan !

Kenapa kata-kata sulit keluar saat bahagia ?
Padahal, saat patah hati kata-kata puitis nan indah mengalir deras, sederas airmata yang jatuh ke pipi.

Mungkin, tuhan menginginkan kita saat bahagia untuk tak melakukan apa-apa, hanya ingin kita menikmatinya saja.

Bukankah, jika kita menulis tentang kebahagiaan, suatu saat ketika kita membaca kembali kita akan berpikir "aku pernah bahagia karena" mungkin alasan bahagia itu telah pergi dan malah membuat kita menjadi sedih karena merindukan alasan tersebut.

Namun, ketika kita menulis kesedihan. Saat kita membaca kembali, kita akan berpikir "aku pernah sekuat itu, pernah melewati kesedihan semacam itu" atau mungkin,  "kenapa aku harus bersedih hanya karena hal tersebut ?" lalu menertawakan diri sendiri.

Cerita sedih memang harus ditulis, sehingga hilang sakit dari dalam hati, hilang kepenatan dari dalam pikiran.
Sedangkan cerita bahagia, memang harus diingat di kepala, tempat teraman menyimpannya.

Entah, malam ini aku sedang bersedih atau bahagia, rasanya aku tak memiliki alasan untuk keduanya. Selain, aku masih berada di kamar dan kasur yang sama dengan anggota keluarga yang lengkap, serta ponsel yang bisa aku gunakan untuk menulis ini.
Ahh.. itu termasuk alasan aku berbahagia, bukan ??

Mari memulai harapan untuk hari esok !!