Selasa, 09 Februari 2016

Terimakasih

Salam untuk ibumu.

Terimakasih karena sudah menerimaku. Bahkan memperbolehkan ku memanggilnya sama dengan panggilanmu.

Terimakasih karena beliau dengan senang hati memperkenalkan ku pada anggota keluargamu yang lain.

Terimakasih pada adikmu.
Walau umur ku jauh lebih muda dari nya, dia tetap menghormatiku layak nya aku sudah menjadi kakak iparnya.

Terimakasih pada ponakanmu. Yang selalu memanggilku dengan sebutan "tante" sehingga membuatku merasa mereka telah menjadi ponakanku.

Terimakasih untuk semua keluargamu. Mereka merentangkan tangan untuk menerimaku.

Aku sempat berkhayal. Andai aku bisa menjadi anggota keluarga ini. Aku sudah bisa diterima dengan baik.
Takkan pernah ada cerita tentang ibu mertua yang galak. Ipar yang iri.
Mereka menerima ku layaknya saudara bukan orang luar yang akhirnya menjadi keluarga.

Terimakasih pada ibu dan bapakmu.
Sudah dengan rela mendengarkan curhatan ku yang kekanak-kanakan ini. Tapi mereka dengan senang hati menenangkan ku.

Terimakasih untuk cinta ibumu.
Aku merasakan dia benar-benar mencintaiku dan berharap aku bisa denganmu.

Titip salam ku untuk keluargamu.

Ibu mu yang akan selalu aku panggil ibu.
Bapak mu yang akan selalu aku panggil bapak.
Adik mu yang selalu aku panggil adik.
Dan ponakan mu yang selalu akan aku sayangi.

Tolong sampaikan pada mereka.

Semoga aku akan selalu bisa menjadi keluarga mereka walau tak dengan mu.

Terimakasih.

Selasa, 02 Februari 2016

Untuk Ocha

Hai cha.
3 februari datang lagi..
Harus nya kalau kamu masih ada, kamu merayakan hari kelahiran mu yang ke 23th.
Tapi sayang, tuhan hanya memberimu waktu hingga usia mu 18th.
Tanpa terasa sudah hampir 5th kamu pergi.
5th bukan waktu yang sebentar, tapi rasanya penyesalan itu masih terus saja mengganggu ku. Walaupun ku tahu, kamu sudah memaafkan ku kan cha ?

Bagaimana kamu disana cha, tuhan dan malaikat nya menjaga mu dengan baikkan ??
Kamu sudah tidak merasakan sakit karena penyakitmu itu lagi kan ?
Kamu sudah dengan bebas memakan makanan kesukaan mu kan cha ?
Aku harap semua pertanyaan itu dijawab dengan "iya"

Cha, aku rindu.
Kamu tahu kan aku tidak akan pernah lupa sama kamu. Orang asing pertama yang dengan ramah nya mengajak ku berteman.

Cha..
Maaf, karna sudah lama aku tidak menjengukmu. Membawakan mu bunga dan menyiram tempat tinggalmu.
Maaf cha.

Maaf, karna semenjak selesai kuliah aku tidak pernah lagi menjenguk ibumu, aku bahkan tak tahu masih kah keluarga mu tinggal disana.
Bagaimana keadaan mama cha ?
Semoga dia sekarang lebih tenang dan sudah mengikhlaskan mu.
Aku bukan tak ingin mengunjungi ibumu cha, tapi karna sekarang aku sudah jauh, lagipula aku tidak tega, setiap kali kami datang kerumah mu, ibumu selalu menjadi lebih sedih karena katanya dengan melihat kami, beliau menjadi semakin ingat dengan mu. Walau ku tahu, dia selalu dan akan selalu mengingatmu.

Kehilanganmu adalah kehilangan pertama yang kurasakan paling berat, cha.
Karena kematian sungguh sangat memisahkan kita. Tuhan menciptakan sekat antara kita. Dan ku harap doa yang dapat menembus dan menjadi penghubung kita.

Tapi, aku tidak akan pernah berdoa pada tuhan untuk memutar waktu kembali. Karena jika pinta ku dikabulkan berarti aku menyuruhmu untuk merasakan sakit dan menyaksikan mu menderita karena penyakit itu kembali.
Biarlah, mungkin ini giliranku untuk merasakan sakit. Biarlah, takdir tuhan memang selalu baik.
Biarlah, kau akan selalu menjadi sahabat dalam kenangan ku.

Selamat ulangtahun Ovinda Runika. 😙
Peluk cium dari ku, semoga tuhan dan malaikat selalu menjaga mu.