Senin, 13 Februari 2017

Untuk Para Penebar Surat Cinta

Untuk Bosse dan para Kang Pos Cinta.

Terimakasih untuk kalian semua yang senantiasa selalu konsisten mengadakan event ini, setiap tahun.

Aku memang baru tiga kali mengikuti event ini, Dari yang PosCinta, Kotaku bercerita juga aku ikut, walau masih sering bolong-bolong nulisnya.

Terimakasih untuk kalian, karena dengan adanya event ini membuat aku terpacu untuk menulis, walau masih kurang rapi dalam penulisan. Ehehhe..
Terimakasih kang pos yang selalu setia membaca dan mengirimkan surat-surat, sehingga aku merasa tulisan ku setidaknya ada yang membaca. Walau terkadang surat yang aku tulis tidak akan pernah dibaca oleh seseorang yang aku tuju, karena memang tidak aktif di sosial media. Tapi setidaknya, ada yang tahu mengenai perasaan ku yang tertuang dalam tulisanku.

Terimakasih untuk kang pos dan bosse yang sudah menebar cinta melalui surat yang diantarkan.
Aku selalu suka membaca, oleh karena itu event ini selalu aku tunggu setiap tahunnya, karena aku jadi punya bahan bacaan yang juga aku gunakan untuk menambah wawasan dalam menulis, menjadi tahu bahwa aku juga menemukan "teman senasib" dalam patah hati bahkan menemukan orang-orang yang mengalami patah hati yang menurutku sungguh hebat mereka masih sanggup melewatinya.. 👏👏

Untuk kang boss dan bosse..
Aku berharap event ini tidak akan pernah hilang, karena itu aku akan selalu berpartisipasi. Akan mencoba untuk selalu rajin menulis surat sehingga event ini akan terus ada.

Sekali lagi terimakasih kang poss dan bosse.
Sampai ketemu di bulan Januari-Februari Tahun depan 😘💞

Kamis, 09 Februari 2017

MENGENANG

Hai kamu yang sudah menjadi masa lalu.
Entah kenapa hari ini aku mengingatmu.
Atau mungkin karena hari ini aku memakai kaos yang dulu kamu berikan ?

Sudah lama sekali kita tidak saling menyapa. Menjadi seperti orang asing ketika bertemu seakan tak pernah ada sesuatu yang pernah kita lewati bersama, dulu.
Sesekali ketika todak sengaja bertemu dan bertatapan muka, kita saling melemparkan senyum, hanya itu, tanpa sepatah kata pum keluar dari mulut kita.

Aku memang bukan tipe orang yang akan membuang barang yang ada kaitannya dengan seseorang yang telah lalu. Aku malah dengan senang hati menyimpan bahkan memakainya. Walau tidak ada niat untuk mengungkit masa lalu ketika orang yang memberinya melihat ku memakai barang dari nya, aku hanya sekedar menghargai, menghargai pemberian seseorang yang pernah menjadi orang spesial di hati ku.

Hai kamu..
Kamu masih suka Manchester City ?
Kamu masih mengoleksi topi-topi itu ?
Kamu tau, aku masih menyimpan topi yang tidak jadi aku berikan padamu karena kamu sudah terlanjur berbalik arah tanpa meninggalkan pesan sedikitpun..

Kamu masih suka main futsal ??
Aku kangen diajak nonton kamu main futsal. Berkenalan dan bercengkerama dengan teman-teman mu di lapangan.
Berbagi makanan dan minuman yang sengaja aku beli karena aku tahu main futsal akan menguras energi kalian.
Tapi sepertinya kamu sudah jarang main futsal ya ??
Karena sudah lama sekali aku tak melihat kalian di lapangan itu.
Sepertinya kamu sedang menyukai motor, motor apa yaa namanya, yang dipakai di jalan tanah nan becek..

Kamu tahu aku begitu mencintai coklat.
Karena itu kamu membelikanku sekotak cokelat sepulang dari Kota Batam. Dan oleh-oleh orangtua mu dari Haji pun kamu banyak sekali memberiku coklat. Terimakasih yaa..
Aku bahagia sekali waktu itu.
Kamu juga membelikan ku baju kaos dengan gambar mukaku yang dibuat versi kartun.
Aku masih sering memakai hingga kini. Bahkan menjadi baju favorit ku, sepertinya.

Semua kenangan itu masih dengan rapi aku ingat dan simpan. Terkadang masih sering aku kenang dan itu berhasil membuatku senyum-senyum sendiri.

Ahh..  walau kau pergi tanpa pesan. Tanpa sedikitpun ku tau apa alasan kamu memilih berbalik arah. Tapi percayalah, hampir semua tentang dirimu dalam ingatan ku adalah kenangan indah.
Terimakasih sudah pernah jadi bagian dari cerita masalalu ku.

Terimakasih Rahmat Haris. 😛

Yang ku paksa untuk ku lupakan

Hai tuan yang kupaksa untuk ku lupakan.
Gadis sok tegar dan kuat ini masih saja memaksakan dirinya untuk melupakanmu, berpura-pura tidak peduli akan dirimu, bertingkah seolah kamu sudah tidak berarti lagi di hidupnya.

Hai tuan yang kupaksa untuk ku lupakan.
Aku memaksa diriku untuk memalingkan muka ketika berpapasan denganmu, menahan senyum yang harus nya aku berikan ketika bertemu denganmu, menahan suara keluar dari mulutku ketika ada seseorang yang bercerita tentangmu, berpura-pura menutup telinga setiap kali ada yang memaksa ku untuk memperhatikanmu.

Gadis sok kuat ini berusaha sekuat tenaga, tuan.
Berhasilkah tuan ?

Tuan, sejujurnya aku begituuuu merindukanmu. Aku rindu semua tentang kita yang kenyataannya sudah berapa tahun berakhir.
Tuan, semua kenangan itu masih saja aku kenang.
Gadis sok tegar ini belum mampu melupakanmu, tuan.

Tuan, mungkin takdir kita di kehidupan kali ini tidak diizinkan untuk bersama.
Aku harus melupakanmu, tuan.
Akan berdampak tidak baik untukku jika terus mengingatmu.

Aku berdoa, semoga di kehidupan selanjutnya kita akan bersama, tuan.
Tanpa perlu waktu yang lama bagimu menungguku untuk perjumpaan kita.
Aku akan berdoa semoga kita memiliki waktu yang panjang untuk bersama.
Mau kah kau, tuan ?
Untuk sekarang, biarkan lah aku berusaha menjadi gadis sok tegar dan kuat hingga akhirnya aku benar-benar menjadi gadis tegar dan kuat tanpamu.

Untuk jodoh ku

Teruntuk jodoh ku.

Mungkin kita belum dipertemukan. Atau mungkin kita sudah bertemu dan berkenalan tapi belum dipersatukan

Aku tahu. Tuhan selalu punya cara tersendiri untuk menjalankan takdirnya.

Untuk jodohku.
Entah kapan kita akan dipersatukan. Mungkin besok, lusa, bulan depan, atau mungkin tahun depan.
Tidak apa-apa, aku kan mencoba bersabar menunggu waktunya tiba.
Tenang, sekarang aku sedang menyibukkan diri dengan study ku, juga memperbaiki diriku.
Kelak jika kita bersatu setidaknya aku punya sesuatu untuk dibanggakan olehmu.

Untuk jodohku.
Entah siapapun kamu.
Nanti jika kita bersatu, kita harus punya rumah sederhana yang nyaman dengan dua orang anak di dalamnya. Rumah kita harus mempunyai halaman belakang, yang akan kita pergunakan untuk minum teh di sore hari juga tempat ku menanam berbagai jenis bumbu dapur. Karena aku suka sekali memasak, lho. Ehehehe..

Untuk jodohku.
Maaf jika aku berkhayal sendiri terlebih dahulu, jika nanti kita bersatu, mari kita satukan pula khayalan kita dan bersama-sama mewujudkannya. Jika khayalan kita ada yang berbeda, mari kita berunding untuk menyatukannya.

Untuk jodohku.
Aku menunggu saat nya kita dipersatukan. Duduk bersanding di pelaminan dengan senyuman tulus bahagia, menyalami tamu undangan dengan senyum merekah. Membuatkanmu makanan dan melihatmu menghabiskannya. Mencium tanganmu dan dikecup kening oleh mu ketika kita berangkat kerja. Ahh, akan menjadi sesuatu yang indah.
Aku sedang senyum-senyum sendiri ketika menghayalkannya.

Untuk jodohku.
Semoga secepatnya kita bertemu dan bersatu.

Senin, 06 Februari 2017

Untuk falla adinda

Malam ini entah kenapa tiba-tiba terpikir "ahh, sudah lama aku tidak membaca blog nya falla adinda".
Falla adinda, sosok "selebtwit" kalau orang sering menyebutnya, lumayan suka saya perhatikan cerita-cerita yang beliau tulis, membaca cerita-cerita tentang kehidupannya bersama kak kiko dan juga a' juno, begitu beliau memanggilnya.

Saya tertarik pada satu judul cerita di blog nya. "Jangan menyalahkan diri sendiri" http://fallaadinda.com/2016/11/jangan-menyalahkan-diri-sendiri/
Setelah saya baca, entah kenapa setitik airmata mengalir di pipiku.
Apa karena saya sedang mengalami hal yang sama seperti teman yang diceritakan oleh beliau ? Atau kah saya merasa menemukan seseorang yang tak menghakimi ataupun ikut menyalahkan "korban perselingkuhan" ?

Mungkin kisah ku tidak separah teman yang diceritakan itu.
Tapi, apapun jenis patah hati bukan kah semuanya akan terasa sama sakitnya ?

Terimakasih kak falla, tulisanmu menyadarkanku bahwa keputusan yang saya ambil mungkin benar, "kesetiaan adalah tanggung jawab masing-masing. Setia itu sikap, dan harus dipertahankan.
Karena, memang ada jenis manusia yang layak untuk ditinggalkan, tapi tidak ada manusia yang layak untuk dikhianati". -Falla adinda

Saya memilih untuk menyudahi "memaklumi" sifat nya yang memang tidak bisa hanya pada satu wanita
Berhenti berharap dia akan berubah suatu hari nanti.
Berhenti membersihkan sisa-sisa "kotoran dan luka" saat dia telah puas mendapatkan keinginannya dan kembali pergi saat sudah "sembuh"
Berhenti menyalahkan diri sendiri akan kekurangan yang dimiliki.
Dan mulai menghargai dan meyakini diri bahwa saya dapat menemukan yang lebih baik.. 😊

Teruslah berbagi cerita kak.. 😙