Senin, 24 Desember 2018

Berkunjung

Akhirnya, setelah hampir 6th aku tidak berkunjung. Setelah beberapa kali merencanakan untuk berkunjung namun selalu gagal, karena aku yang selalu bergantung pada oranglain untuk mengunjungimu, aku yang belum bisa memberanikan diri untuk berkunjung sendirian.
Maafkan aku.
Setahun setelah kamu pergi, terakhir kali aku mengunjungimu.
Kini setelah 7th berlalu, akhirnya aku benar-benar bisa berkunjung.
"Rumah" mu masih tetap sama, bersih, cantik, rapi dan terawat. Aku tahu, orangtua mu pasti sangat menjaga nya. Terlebih sekarang sudah ditumbuhi oleh tanaman bunga melati. "Rumah" mu menjadi tampak lebih cantik lagi.
Maafkan aku, karena aku sempat agak kesulitan menemukan "rumah" mu, mungkin karena sudah terlalu lama tidak berkunjung.
Orang-orang yang bekerja di daerah "rumah" mu mengatakan bahwa orangtua mu selalu datang berkunjung dan mereka selalu menangis. Aku tahu pasti, mereka pasti melakukan itu. Kamu adalah anak kesayangan mereka. Teramat sangat menyanyangimu.
Maafkan aku.
Aku bahkan tidak bisa mengucapkan kalimat apapun saat berkunjung. Hanya bisa mempercantik rumah mu dengan bunga warna-warni dan menyiramnya. Mungkin juga apa yang aku lakukan malah mengotorin "rumah" mu.
Maafkan aku.
Padahal rasanya banyak sekali yang ingin aku ceritakan saat aku bisa berkunjung, tapi entah kenapa aku tak bisa mengatakan apapun. Yang ku ingat hanyalah, betapa jahatnya perlakuan ku padamu, aku masih menyesali perbuatanku.
Rasanya, aku selalu ingin meminta maaf padamu.
Oh iya, untuk pertama kalinya, desember ku tahun ini tidak kelabu, itu hal pertama yang sangat ingin aku sampaikan padamu, apakah ini pertanda kamu telah sedikit memaafkan ku ? Jika memang iya, terima kasih.
Rasanya, aku ingin berdoa pada tuhan, memintanya mengizinkan ku bisa melihatmu bahkan berbicara denganmu. Tapi itu sangat mustahil untuk dikabulkan. Aku pun sedikit berpikir bahwa permintaan ku itu sedikit menakutkan. Aku takut, aku yang belum bisa memaafkan diri sendiri ini malah menghalangi mu untuk tenang di sisiNya. Jika memang begitu, aku benar-benar sudah merelakanmu, mengikhlaskan kepergianmu. Benar-benar ikhlas. Aku tahu, kamu pergi untuk kebaikan mu dari tuhan ku. Jadi aku akan menerima segala ketentuanNya.
Walau di sini aku benar-benar merindukanmu. Tapi, aku masih bisa mengobati rinduku dengan melihat foto-foto kita, atau bahkan foto "rumah" mu.
Jika aku masih diberi kesempatan untuk berkunjung, aku akan berkunjung lebih sering. Dan aku akan mencoba untuk berkunjung dengan sendirinya tanpa bergantung pada orang lain.
Nanti, aku mampir lagi ya, cha.
Selamat tinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar